Dibuat gila sama Om Prass - Cerita Sex - Cerita Dewasa
Tahun lalu aku selesai diwisuda dari sebuah perguruan tinggi sekretaris, kini aku sudah bekerja disebuah kantor yang cukup bonafid. Aku terlahir dua puluh empat tahun yang lalu, orangtuaku dan teman-teman memanggilku Tantri (sebut saja begitu). Aku tumbuh menjadi gadis manis, ceria dengan tubuh proporsional , dada 34A, berat 50kg, tinggi 160cm, rambut lurus sebahu dengan kulit kuning langsat, menarik bukan??
Di kantor, pekerjaanku lekat dengan telepon dan komputer jadi sesuailah dengan dasar pendidikan yang pernah kutempuh. Boss maupun teman-teman juga cukup friendly, penuh koorporatif sehingga membuat suasana kerja menjadi nyaman. Kegiatan di kantor tidak terlalu padat, apalagi di posisiku, hanya standby di dekat telepon dan mengetik surat-surat yang bersifat khusus dari boss. Tapi aku menikmati saja, toh untuk mengisi waktu luang aku bisa main internet, lihat situs yang asyik-asyik termasuk situs cerita 17Tahun ini. Khusus di situs 17Tahun.com, aku malah sering iseng kirim email ke penulisnya, yachh.. sekedar salam kenal dengan sedikit mengomentari isi cerita, pokoknya iseng aja sekedar mengisi waktu luang.
Suatu saat emailku mendapat balasan dari salah seorang penulis cerita yang kukirimi email. Aku tertarik dengan cara dia merangkai kata, karena itu, aku balas lagi emailnya bahkan kutawari dia untuk chating. Ternyata dia juga merespon, jadilah perkenalan kami berlanjut melalui chating di Yahoo Messenger. Hampir tiap hari kami chating, dan sebenarnya dia sudah minta no teleponku, tetapi sengaja tidak kurespon dulu.. sambil ingin tahu motif dia dalam berhubungan denganku.
Tentang dia, sebut saja Prass, hanya karena usianya sudah dua kali usiaku, maka kupanggil dia dengan Om Prass, dan jujur saja, aku memang lebih tertarik dengan pria ABG (Angkatan Babe Gue). Mereka umumnya ngemong, sabar dan berpengalaman. jadi kloplah dengan sifatku yang manja, dan sedikit egois. Bagiku ML oke yang penting aku suka..dan tidak mengikat sebab aku masih ingin menikmati kebebasan. Kembali tentang sosok Om Prass, saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan BUMN, posisinya tengah-tengah, mungkin setingkat kepala bagian. Tentang sifatnya, aku belum tahu banyak, hanya kalau melihat dari cara dia ngirim messege sepertinya sih oke juga. Komunikatif, humoris meskipun terkesan agak galak.
Lama-kelamaan, Aku jadi menikmati chating dengan Om Prass, makanya ketika suatu hari disaat chating dia ngajak ketemu akupun menyetujui..
“Eh tantri yang maniss, kita khan sudah lama saling kenal lewat tulisan, tapi secara fisik, kita belum ketemu lho”!!, Om jadi penasaran, benar-benar manis – nggak ya orangnya”!! tulis dia dalam messagenya.
“Lho.. Om khan sudah ngeliat fotoku”!! replyku.
“Betul.., tapi fotokan nggak bisa dirasakan manis atau tidak”! balasnya lagi.
“Ich..Om ini, emangnya saya gula!! “Begini saja Om.. pulang kantor nanti, Om ada waktu nggak?! Tanyaku memancing. Karena sejujurnya akupun ingin bertemu.
“Well.. buat gadis semaniss tantri.. Om pasti deh punya waktu, Om tunggu ya di Bakmi GM dekat Sarinah, jam 19.00 tahu khan “?! (Biasa.. laki-laki kalau udah punya mau, rayuan keluar, tapi aku suka juga apalagi dia tahu kegemaranku makan bakmi GM.)
“Baik Om.. saya pakai bluss biru motif bunga kecil-kecil, Om tunggu dibawah ya”!! balasku memastikan .
Tepat jam 19.00 aku sudah sampai didepan gedung yang dilantai 3 dan 4 terdapat restorant bakmi GM. Aku melihat sekeliling, tampak seorang pria setengah baya berdiri dilantai bawah, ia berdiri resah seperti sedang menunggu seseorang.
“Mungkin ini.. yang namanya Om Prass”!! bathinku sambil berjalan ke arahnya.
“Tantri ya..”?!! Sapa si pria tadi setelah aku mendekatinya.
“Eh..Om Prass..ya “.?! balasku, langsung kami bersalaman sambil saling kecup pipi.
“Udah lama nunggu Om?!” Tanyaku semanja mungkin.
“Ngga juga! kita langsung naik yuk.. kerestorant, nanti ngga kebagian tempat “!! ajak Om Prass sambil menekan tombol lift.
Di lift.. Om Prass.. bergumam sambil tersenyum..” Ternyata fotomu tidak seindah warna aslinya, nggak pakai fuji ya waktu foto”!! ..
Refleks aku cubit lengannya. “Akh.. Om dibayar berapa sama fuji film..?!! Om.. juga tidak seangker waktu chating.. saya sempat takut lho Om.. habis Om kata-katanya singkat dan mau menang sendiri kalau di chating!! ” kataku nyerocos sambil tertawa, sampai-sampai aku lupa kalau dilift juga banyak orang lain. Terus terang, setelah bertemu, aku semakin tertarik dengan figur dan gaya bicaranya Om Prass.
Sampai direstorant kebetulan kami langsung dapat tempat duduk dan setelah pesan makanan kami lanjutkan ngobrol. Ternyata Om Prass.. di samping gentle dan penuh perhatian, dia juga senang bercanda, makanya tidak terasa.. kami sudah hampir satu jam ngobrol sambil menikmati bakmi kesukaan ku.
“Sudah satu jam lebih lho kita disini, nanti bisa-bisa kita disuruh bantuin cuci mangkok kalau nggak keluar-keluar “!! kata om Prass yang disambung dengan..
“Setelah ini Tantri mau kemana??!! Tanya Om Prass tersenyum khas.
“Terserah Om saja.. besok Tantri libur koq, dan seperti Tantri bilang di chating.. “Kalau kita sudah ketemu, jangankan no telepon.. apasaja yang Om minta pasti deh Tantri kasih ..!! Jawabku penuh manja.
“Ah..yang bener nih”!! kata Om Prass sambil mengajakku beranjak dari restorant.
Karena obrolannya nyambung, kami jadi tidak canggung lagi, malahan ketika keluar dari restoran Om Prass berjalan memeluk pundakku sambil menapaki tangga biasa.
Di dalam mobil, kami terus ngobrol sambil bercanda dan terkadang Om Prass .. jadi kurang konsentrasi mengemudi karena sering aku cubitin. Mobil Om Prass terus melaju menyusuri jalan Gatsu, sampai bundaran cawang berbalik arah kemudian belok kiri masuk ,”Kita kemana Om”!! Tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Yach.. ketempat ngobrol yang lebih bebas”!! jawab Om Prass.. terus melajukan mobilnya kehalaman parkir. Setelah sampai didepan salah satu bangunan yang garasinya terbuka, Om Prass membelokkan mobil masuk garasi dan kamipun masuk kekamar sebelah garasi tadi.
“Nah.. disini kita bisa ngobrol bebas khan?!! Kata Om Prass..sambil tangannya memeluk lembut pinggangku..”!! Aku hanya tersenyum sambil memegang tangannya, sementara wajah kami sudah sedemikian dekat.. Aku memejamkan mata..ketika terasa bibir Om Prass.. menyentuh bibirku. Kami melanjutkan kissing ringan sambil merubah posisi saling berpelukan. Aku menikmati kecupan demi kecupan yang dilakukannya dengan lembut dan penuh perasaan.. “Kamu benar-benar manis sayang”!! Bisik Om Prass ditelingaku ..
Aku serasa terbuai.. dan kusandarkan kepalaku didadanya yang bidang. Dia kembali melumat bibirku dengan lembut, tangannya mulai berani bergerilya.. membelai dan meremas halus payudaraku. Aku semakin terbuai karenanya, sehingga ketika disela-sela remasan-remasan kecil, ia mulai melepas kancing bajuku, aku malah membantu dia.
Permainan lidah kami semakin menggebu sementara tangan Om Prass dengan cekatan melepas kaitan BH yang kukenakan, lepaslah sudah pakaianku kecuali CD. Dia bimbing aku yang hanya memakai CD ke tempat peraduan yang sudah tersedia diruangan itu. Aku terlentang menahan sensasi dan..Om Prass melanjutkan aksinya.. dia telusuri lekuk tubuhku dengan jilatan-jilatan halus, pentil teteku dihisap sehingga tampak menjulang tegak diatas bukit kembarku yang mulus. Aku benar-benar menahan sensasi dan tanpa sadar kucengkeram kepaka Om Prass sambil berguman lirih..
“Ohh..augh.. Om.. enaak Om..!! Om buka bajunya.. Om..
Tanpa menjawab, lidahnya terus menjilati sekujur tubuhku. lalu Ia pun melepas pakaian satu persatu.. Sambil aku bantu dia, tanganku sibuk mencari “urat” dibalik CDnya. Om Prass memainkan lubang pusarku dengan lidah, sementara tangannya bergerak menurunkan Cdku. Aku pun melepas Cdnya dan tampak urat Om Prass sudah berdiri tegak, ukuran biasa, tidak terlalu besar tapi bersih. Kini kami berdua sudah telanjang bulat, Ia tampak kagum dengan milikku yang terawat, tapi hanya sesaat, kemudian dia sudah aktif lagi menciumi rambut-rambut lembut, lidahnya bergerak menjilat bagian tengah yang sudah basah.
Aku sungguh semakin terangsang dan tanganku yang memang sedari tadi sudah memegang “urat” Om Prass.. sekarang kupakai untuk menarik pahanya, dia merespon.. sehingga “urat” dia sudah tepat berada didepan mulutku, Aku langsung menjilati kepala “urat” yang halus, Aku kulum milik Om Prass yang mulai terasa berdenyut-denyut. Mungkin lebih dari 5 menit, kami saling mengulum, menjilati dan menyedot “andalan” kami masing-masing. Aku menikmati betul sensasi yang diberikan oleh Om Prass sampai akhirnya..
“Om.. ayoo.. Om.. masukin..” pintaku penuh gairah.
“Sebentar ya ..sayang!!”..Om masih ingin menikmati.. “kue apem” ini, Uhh.. lezatnya.. sambil.. puuffh.. puurffh..karena ada rambut halus bawahku melekat dibibirnya.
“Ayoo.. Om.. akh..akh.. saya sudah ngga tahan nih..!!”, Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung menggerakkan tubuhku untuk merubah posisi.. Aku bimbing urat milik Om Prass, dan dengan sekali tekan masuklah dia’ sampai terbenam penuh didalam vaginaku. Semakin nikmat rasanya ketika urat Om Prass bersentuhan dengan klitorisku, gerakkan tubuhku menggeliat kian kemari sementara kedua kakiku dikaitkan kepinggang Om Prass..
“Oohh..akh.. nikmat Om..terus.. terus.. Om..!! sambil kuimbangi dengan gerakan pantatku. Lagi-lagi Om Prass tidak menjawab, sambil terus memaju-mundurkan uratnya dia meremas, menghisap teteku secara bergantian. Hampir sepuluh menit kami terus berpacu dalam posisi itu, kemudian tubuhku mulai mengejang.. terasa aliran darahku semakin cepat.. dan kupeluk erat tubuh Om Prass yang menindih diatasku..
“Ayoo Om ..saa .. maa- saamaa.., oohh.. aakh.. aakkhh!! Aku mencapai orgasme meskipun belum terasa ada cairan yang keluar dari urat om Prass.
Om Prass tahu kalau aku sudah mencapai klimaks, dia menghentikan gerakan namun tetap membiarkan uratnya yang masih tegang didalam vaginaku. Om Prass memeluk tubuhku dan mengantarku menuntaskan kenikmatan yang baru saja kualami. Saat-saat seperti inilah yang paling aku sukai jika ML dengan pria setengah baya. Ia begitu lembut, sabar dan romantis menemaniku dalam menikmati masa purna orgasme.
“Om.. Tantri puas Om.. Terima kasih ya, Om baik.. deh!” bisikku masih lemah..
Dia hanya tersenyum, namun tiba-tiba dia mengangkat badan tapi tidak mencabut uratnya dan langsung.. berkata.. satu.. dua.. tiga..empat..sepuluh..!! hooree.. sambil mengangkat kepalan tangannya dengan mimik lucu menirukan gaya petinju yang dinyatakan menang.
“Sialan..”! bathinku.. tapi aku geli juga melihat kelakuannya.. dan kamipun tertawa.
“Aku bercanda..sayang..!” kata Om Prass cengengesan, sambil kembali memeluk, membelai dan mengecup keningku dengan mesra,
Aku menimati diperlakukan seperti itu, malah sekarang badanku terasa fress lagi. Kukeluarkan urat Om Prass yang masih tegang dari sarangnya. Kemudian dengan lembut kubersihkan dengan selimut.. dan langsung kumasukkan kemulutku.. Aku sepong milik Om Prass dengan penuh perasaan..tampak dia merem-melek menikmati hisapanku.. sementara tangannya.. memainkan klitoris milikku.
Sesaat gairahku bangkit lagi.., aku naik keatas tubuh Om Prass yang terlentang dan kembali urat Om Prass kumasukan kesarang tepat dibagian yang paling sensitif. Kugoyang pinggulku menirukan goyang Inul.. sampai terasa om Prass meremas teteku semakin kuat. Sebenarnya sambil bergoyang, terlintas pikiranku untuk membalas canda Om Prass tadi, aku ingin hitung dia.. namun ketika menyaksikan tubuh Om Prass kelojotan serta wajahnya yang merem-melek, aku jadi ikut-ikutan terangsang berat.
“Tantri..oh.. Tantri.. Om.. mau ..keluaarr..”!! desah Om Prass bergumam..
Aku berusaha menahan diri sekuat tenaga, namun lagi-lagi ketika terasa urat Om Prass memuncratkan laharnya memenuhi seluruh rongga vaginaku..aku hanyut..
“Akhh.. uhh..akhh.. oohh..”!! aku melengkuh sambil mejatuhkan wajahku kedada Om Prass.., aku orgasme untuk kedua kalinya. Om Prass memeluk tubuhku yang berada diatasnya. Aku tetap membenamkan wajahku didada Om Prass, terasa urat Om Prass.. mulai mengecil.. kemudian perlahan.. lepas dari vaginaku.
Om Prass bangun.. lalu mengecup keningku..”Terimakasih..Tantriku sayang..”!!
“Sama-sama Om.. Tantri juga puas koq, apalagi skornya 2-1″!! jawabku tersenyum.
Om Prass langsung nyambung..”Ooo.. rupanya, tadi Tantri ingin jadi juri juga ya?!”
“Wah.. ngga mudah lah, Thomas Americo dilawan..!! dan tawa kamipun berderai disaksikan furnishings di ruangan yang sejak tadi membisu menyaksikan ulah kami.
“Om.. puas sekali sayang..!!” terimaksih.. ya atas semuanya. Aku tidak menjawab hanya kembali kurebahkan kepalaku didadanya.. Dan setelah badan terasa pulih.. kami beranjak kekamar mandi, saling memandikan namun tidak sampai ML lagi. Setelah rapi semua, kamipun masuk mobil, lalu melaju ke arah tempat kosku. Aku benar-benar menikmati pertemuan ini. Begitulah Cerita Tantri..
Post a Comment