Sekali Mendayung Dua Memek Kudapati
Garasisex - Sekali Mendayung Dua Memek Kudapati – kali ini menceritakan pengalaman Cerita Sex Threesome dari Seorang Pria yang mendapatkan kepuasan sex dari 2 wanita yang dikenalnya di Bus saat perjalanan pulang kampung. Wanita itu adalah Seorang SPG dan yang satu adalah keponakan dari SPG itu. Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Kisah ini berawal ketika aku akan pulan kampung dengan menggunakan angkutan Bus . Ketika itu kebetulan aku duduk berdampingan dengan seorang wanita cantik, dari sejak pandangan pertama aku merasa ada rasa yang berbeda dilam hatiku ketika melihat wanita ini. Wanita ini kira-kira berumur sekitar 26 tahunan lah. Saat itu aku duduk di dekat jendela, kebetulan wanita itu duduk di sebelahku, tepatnya dia duduk. Bus yang kami tumpangi sebut saja bus A, bus ini berangkat dari terminal Pulau Gadung dan mempunyai tujuan akhir di kota Cepu. Tak jarang aku mencuri curi pandang kearahnya, setelah aku amati dengan seksama ternyata dia memang benar-benar mengagumkan. Dia mempunyai perawakan yang cukup proposional, tinggi badan kira-kira 168 cm, berat badan kira-kira 60 kg, kulitnya putih, dan untuk ukuran dada sedang tapi padat berisi. Dengan curi-curi pandang aku terus melirik kearah dadanya, terlihat jelas bentuk bulat montok dadanya dan BH berwarna biru dibalik baju street berwarna putih yang agak menerawang.
Wanita itu ketika itu bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di sebelahnya, “ itu anaknya bukan ya ” dalam benakku. Kalau melihat dari usia sih, cewek di sebelahku ini rasanya dia masih terlalu muda untuk mempunyai seorang anak berusia 13 tahun. Akupun mulai berpikir keras bagaimana cara membuka omongan dengan wanita ini. Sayang jugakan kalau cewek secantik ini dilewatkan begitu saja.hhe. dan kayaknya aneh juga kalau nggak ada obrolan antara aku dan Wanita itu, karena perjalanan kami akan lebih dari setengah hari. Akupun terus berfikir keras bagaimana cara untuk berkenalan dengan wanita itu. Ehhh… emang bener-bener rejeki deh, Belum sempat aku menemukan cara, tiba-tiba dia malah menyapa aku lebih dulu.
“ Mas… mas tujuannya mau kemana mas,” tanyanya ,
“ Emmm.. mbak tanya saya ya ? tanyaku untuk memastikan kalau dia bertanya padaku,
“ Iyalah mas saya tanya sama mas, masak iya sama kernet busnya sih, hhe “ jawab wanita itu,
“ Kirain mbak tanya sama siapa gitu. Hhe … saya mau ke cepu mbak, mbak sendiri mau kemana, “ tanyaku padanya,
“ kalau saya ke Cepu mas, nih mulangin keponakan bandel ini ke orang tuanya,” jawabnya,
“ Ouh gitu ya mbak, Rumah orang tuanya di Cepu ya,” tanyaku lebih lanjut,
“ Iya mas, tapi cepunya yang bagian plosok, hhe… ,” katanya.
Setelah aku selesai berbasa-basi, akhirnya dengan sendirinya kami mulai akrab, akhirnya akupun tahu namanya ternyata dia bernama Regina, dia adalah seorang SPG di Ibu kota ( jakarta ). Kalau melihat Dari gaya Regina kayaknya dia tipe wanitagampangan . ketika itu hari semakin larut, Buspun akan singgah untuk makan malam di wilayah Sukamandi Jawa barat, kamipun mendapat makan malam gratis dari agen bis A ini . Ketika aku melihat menu makanannya ternyata menu yang diberikan hanya sepotomg bandeng, sambel dan lalapan saja. Kemudian akupun mencoba menawarkan mereka berdua untuk aku traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran disekitar situ. Mulanya Regina agak canggung, tetapi Chacha gadis kecil keponakan Regina itu mengiyakan tawaranku, mau nggak mau Reginapun menerima tawaranku.
Singkat cerita setelah kami selesai makn, kamipun kembali ke tempat duduk di bus itu, kamipun mengobrol semakin akrab. Menurut Regina Seperti biasa bus ini akan sampai di Cepu sekitar pukul 2 pagi dan merekapun berencana menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang ,setelah terang baru mereka melanjutkan perjalanan ke Desa tempat orang tua keponakanya itu. Akupun merasa kasihan mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan mereka untuk menginap saja di hotel sembari menunggu hari terang. Lali Regina berkata,
“ Kalau nginep dihotel uang dari mana mas saya, ini aja uangnya pas-pasan mas,” ujar Regina.
“ Gimana kalau kita menginap di Hotel daerah semarang aja sembari menunggu hari terang, nanti nginep di Hotelnya aku yang bayarin deh, kalian mau nggak ? tawaranku kepada mereka,
“ Yaudah deh kalau gitu mas, makasih ya mas dari tadi udah baik banget sama kami “ ucap Regina,
Setelah dari rumah makan tadi, Regina makin akrab saja denganku , seperti kami sudah lama berkenalan saja. Tiba-tiba dia mulai memegang tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat, dan dia makin erat memelukkuSementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Regina, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi akan sampai Semarang. Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.Regina dan Chacha seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku.
“ Wow.. bagus banget hotelnya om, kan mahal nginep di sini om ya,” ucap Chacha.
Kemudian akupun menuju ke Resepsionis untuk memesan kamar dan aku mendapatkan kamar Superior dengan tempat tidur double bed. Kemudian kamipun bergegas menuju kamar hotel itu, lalu Regina berkata,
“ Mas kalau cuma nginep sebentar di sini sayang banget deh mas kayaknya, habis kamarnya enak banget sih,” kata Regina sambil melihat sekeliling kamar,
Sementara regina melihat Sekeliling kamar, Chacha mulai mencoba tempat tidur yang empuk, diapun duduk sambil,menggenjot-genjot kasur itu. Setelah mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat. Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Regina sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di kloset. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga. Aku tidak bisa berlindung, karena sedang telentang di bath tub dengan posisi telanjang bulat. Kemudian dengan polosnya Regina menuju ke arah bath tub dimana aku berendam dengan air hangat, Reginapun mencoba merasakan hangatnya air di bath tub dimana aku berendam.
“ Enak ya mas berendam disini,” tanyanya,
“ Nyaman banget berendem disini deh Regina, “ kataku.
“ Aku ikutan berendam ya mas, bolehkan ? badanku lengket banget rasanya mas, tadi pas berangkat aku gak sempet mandi “ boleh ya mas ? ujarnya padaku,
Akupun hanya mengganguk, belum sempat aku menjawab,tanpa ragu Regina mulai membuka bajunya satu persatu. Akupun memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yang luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Regina tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Regina mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Regina.
Merasa penisku menrjang badannya Regina berbalik posisi dan langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.Regina menyelam dan mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku.Dia tidak bisa berlama-lama karena sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Regina menduduki penisku dan penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya. Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak sulit, karena lubang memek Regina terasa kesat. Namun Regina tidak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya.
Nikmat sekali rasanya, memek Regina terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dalam air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Regina. Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Chacha. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kami tidak bisa disembunyikan lagi, karena Regina yang bugil sedang berada diatas tubuhku dalam posisi bugil juga.
“ Chacha kebelet pipis nih, dari tadi ditungguin lama banget habisnya.” Kata Chacha.
Dia seperti juga Regina tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Regina seperti tidak perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak. Chacha duduk terpaku melihat kami berhubungan Sex, meski kencingnya sudah selesai dari tadi. Situasi sudah tanggung, Chacha kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya. Tidak terlalu repot, Chacha mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang masih kecil sekali. Ukuran tetek Chacha seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Chacha mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.
Gerakan kami jadi tidak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Regina keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Regina kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Regina seperti tidak peduli dengan kehadiran Chacha. Dia mendesah-desah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Regina mendapatkan orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Regina menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya sehingga penisku mengacung kedepan tegap.
Regina berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum dan menghisap penisku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya.
Setelah Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Regina berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.
Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Chacha. Aku berhadap-hadapan dengan Chacha. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Chacha kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Regina dengan Chacha. Jika tetek Regina terasa lembut oleh lemak, tetek Chacha terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Chacha kelojotan mencapai orgasme.
Sementara itu Regina sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Chacha juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga penisku bebas tegak. Chacha kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Chachai mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah karena sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di sekitar lubang memeknya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Chacha sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding memek Regina, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Chacha soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Chacha dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Chacha ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Chacha tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Regina. Lalu Chacha berkata,
“ Mbak Reg, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Chacha dengan muka agak cemberut.
Aku tidak mau berkomentar, karena rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Chacha berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Regina sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Chacha di sisi kananku. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Chacha juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Regina yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut.
Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur. Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Chacha sedang menghisap penisku. Mungkin dia berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Chacha beroperasi sendiri, sementara Regina masih ngorok disebelahku. Chacha berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang penisku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku. Chacha kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Chacha kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna.
Kemudian Chacha berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku. Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya. Chacha kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa memeknya berdenyut-denyut.
Aku jadi dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan penisku memasuki memek Regina. Memeknya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu penisku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Regina merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Regina. Dia mengerti dan kini Regina memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme
Regina sudah memekik sambil menjepit kontolku. Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam memeknya.
Kemudian pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan resiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat. Regina langsung jatuh berbaring di sampingku. Aku tertidur telentang dan agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan husapan handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Chacha yang melakukan. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Chacha tadi ketika aku bertempur dengan Regina. Setelah dibersihkan , Chacha kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan karena usaha Chacha tidak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat memek kecil ini. Chacha tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak perlu waktu terlalu lama akhirnya memek Chacha cenat-cenut.
Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu G-spotnya karena ketika kusentuh pelan Chacha bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Chacha memekik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Chacha. Aku langsung menindih Chacha dan terasa memeknya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Chacha merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Chacha kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya.
“ Ahhhh… ssssss…ahhhh ampun om udah om, memekku perih om … sssssss….ahhh, “ jerit lirih chacha,
Tanpa menjawab aku terus menggenjot memek Chacha. Chacha mulai juga mendesis-desis pertanda dia menikmati persetubuhan ini. Maka dari itu aku tega menggenjot terus dan memang benar Chacha kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Chachapun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya,
“ Idihhh… Seru banget deh ngentotnya ” kata Regina yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku dengan keponakanya.
“ Bener-bener Gila kamu Cha kecil-kecil ngentotnya kuat juga,” kata Regina mengomentari adik sepupunya.
Aku istirahat sebentar. Chacha sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 09.00 pagi. Aku mencoba membangunkan Regina dan . setelah terbangun Kamipun mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Chacha terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Chacha mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Regina setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Regina dan Chacha kuberi uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.
Hari berikutnya aku menyempatkan ke Cepu membereskan urusanku . Regina dan Chacha membatalkan pulang kampung. Dan Merekapun ikut denganku. Dari Cepu aku langsung memboyong mereka ke jakarta lagi Chachapun tidak jadi dipulangkan ke kampung, pada akhirnya dia ke Jakarta lagi untuk kost bersama Regina. Regina memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja disaat dia kerja. Aku membantu mereka membayar uang kosnya. Lumayankan Cuma bayarin uang Kos aku bisa menikmati 2 Memek yang aduhai mantap itu sesuka hatiku. Demikian kisah Cerita Sexku yang benar-benar menjadi rejeki nomplokku. Selesai.
Demikian kisah Cerita Sex Threesome Dari seorang Pria yang mendapatkan rejeki nomplok karena bisa menikmati Tubuh seorang SPG dan Tubuh Keponakan dari SPG itu.
Kisah ini berawal ketika aku akan pulan kampung dengan menggunakan angkutan Bus . Ketika itu kebetulan aku duduk berdampingan dengan seorang wanita cantik, dari sejak pandangan pertama aku merasa ada rasa yang berbeda dilam hatiku ketika melihat wanita ini. Wanita ini kira-kira berumur sekitar 26 tahunan lah. Saat itu aku duduk di dekat jendela, kebetulan wanita itu duduk di sebelahku, tepatnya dia duduk. Bus yang kami tumpangi sebut saja bus A, bus ini berangkat dari terminal Pulau Gadung dan mempunyai tujuan akhir di kota Cepu. Tak jarang aku mencuri curi pandang kearahnya, setelah aku amati dengan seksama ternyata dia memang benar-benar mengagumkan. Dia mempunyai perawakan yang cukup proposional, tinggi badan kira-kira 168 cm, berat badan kira-kira 60 kg, kulitnya putih, dan untuk ukuran dada sedang tapi padat berisi. Dengan curi-curi pandang aku terus melirik kearah dadanya, terlihat jelas bentuk bulat montok dadanya dan BH berwarna biru dibalik baju street berwarna putih yang agak menerawang.
Wanita itu ketika itu bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di sebelahnya, “ itu anaknya bukan ya ” dalam benakku. Kalau melihat dari usia sih, cewek di sebelahku ini rasanya dia masih terlalu muda untuk mempunyai seorang anak berusia 13 tahun. Akupun mulai berpikir keras bagaimana cara membuka omongan dengan wanita ini. Sayang jugakan kalau cewek secantik ini dilewatkan begitu saja.hhe. dan kayaknya aneh juga kalau nggak ada obrolan antara aku dan Wanita itu, karena perjalanan kami akan lebih dari setengah hari. Akupun terus berfikir keras bagaimana cara untuk berkenalan dengan wanita itu. Ehhh… emang bener-bener rejeki deh, Belum sempat aku menemukan cara, tiba-tiba dia malah menyapa aku lebih dulu.
“ Mas… mas tujuannya mau kemana mas,” tanyanya ,
“ Emmm.. mbak tanya saya ya ? tanyaku untuk memastikan kalau dia bertanya padaku,
“ Iyalah mas saya tanya sama mas, masak iya sama kernet busnya sih, hhe “ jawab wanita itu,
“ Kirain mbak tanya sama siapa gitu. Hhe … saya mau ke cepu mbak, mbak sendiri mau kemana, “ tanyaku padanya,
“ kalau saya ke Cepu mas, nih mulangin keponakan bandel ini ke orang tuanya,” jawabnya,
“ Ouh gitu ya mbak, Rumah orang tuanya di Cepu ya,” tanyaku lebih lanjut,
“ Iya mas, tapi cepunya yang bagian plosok, hhe… ,” katanya.
Setelah aku selesai berbasa-basi, akhirnya dengan sendirinya kami mulai akrab, akhirnya akupun tahu namanya ternyata dia bernama Regina, dia adalah seorang SPG di Ibu kota ( jakarta ). Kalau melihat Dari gaya Regina kayaknya dia tipe wanitagampangan . ketika itu hari semakin larut, Buspun akan singgah untuk makan malam di wilayah Sukamandi Jawa barat, kamipun mendapat makan malam gratis dari agen bis A ini . Ketika aku melihat menu makanannya ternyata menu yang diberikan hanya sepotomg bandeng, sambel dan lalapan saja. Kemudian akupun mencoba menawarkan mereka berdua untuk aku traktir makan yang lebih enak di bagian lain restoran disekitar situ. Mulanya Regina agak canggung, tetapi Chacha gadis kecil keponakan Regina itu mengiyakan tawaranku, mau nggak mau Reginapun menerima tawaranku.
Singkat cerita setelah kami selesai makn, kamipun kembali ke tempat duduk di bus itu, kamipun mengobrol semakin akrab. Menurut Regina Seperti biasa bus ini akan sampai di Cepu sekitar pukul 2 pagi dan merekapun berencana menunggu di warung tempat pemberhentian bus sampai hari agak terang ,setelah terang baru mereka melanjutkan perjalanan ke Desa tempat orang tua keponakanya itu. Akupun merasa kasihan mendengar cerita mereka, sehingga aku menawarkan mereka untuk menginap saja di hotel sembari menunggu hari terang. Lali Regina berkata,
“ Kalau nginep dihotel uang dari mana mas saya, ini aja uangnya pas-pasan mas,” ujar Regina.
“ Gimana kalau kita menginap di Hotel daerah semarang aja sembari menunggu hari terang, nanti nginep di Hotelnya aku yang bayarin deh, kalian mau nggak ? tawaranku kepada mereka,
“ Yaudah deh kalau gitu mas, makasih ya mas dari tadi udah baik banget sama kami “ ucap Regina,
Setelah dari rumah makan tadi, Regina makin akrab saja denganku , seperti kami sudah lama berkenalan saja. Tiba-tiba dia mulai memegang tanganku. Katanya dia merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke bagian lenganku. Perlakuan ini membuat voltase di tubuhku meningkat, dan dia makin erat memelukkuSementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana cara mengeksekusi Regina, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus sudah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi akan sampai Semarang. Sesampainya di Semarang kami turun dari bus dan langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.Regina dan Chacha seperti terheran-heran melihat hotel pilihanku.
“ Wow.. bagus banget hotelnya om, kan mahal nginep di sini om ya,” ucap Chacha.
Kemudian akupun menuju ke Resepsionis untuk memesan kamar dan aku mendapatkan kamar Superior dengan tempat tidur double bed. Kemudian kamipun bergegas menuju kamar hotel itu, lalu Regina berkata,
“ Mas kalau cuma nginep sebentar di sini sayang banget deh mas kayaknya, habis kamarnya enak banget sih,” kata Regina sambil melihat sekeliling kamar,
Sementara regina melihat Sekeliling kamar, Chacha mulai mencoba tempat tidur yang empuk, diapun duduk sambil,menggenjot-genjot kasur itu. Setelah mengemas barang, yang hanya sebuah ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi sudah menegang, jadi semakin keras ketika terendam air hangat. Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Regina sambil cengar-cengir mengatakan tidak tahan, kebelet pipis. Setelah memelorotkan celana dalamnya dia langsung duduk di kloset. Terdengar desiran air kencingnya cukup lama juga. Aku tidak bisa berlindung, karena sedang telentang di bath tub dengan posisi telanjang bulat. Kemudian dengan polosnya Regina menuju ke arah bath tub dimana aku berendam dengan air hangat, Reginapun mencoba merasakan hangatnya air di bath tub dimana aku berendam.
“ Enak ya mas berendam disini,” tanyanya,
“ Nyaman banget berendem disini deh Regina, “ kataku.
“ Aku ikutan berendam ya mas, bolehkan ? badanku lengket banget rasanya mas, tadi pas berangkat aku gak sempet mandi “ boleh ya mas ? ujarnya padaku,
Akupun hanya mengganguk, belum sempat aku menjawab,tanpa ragu Regina mulai membuka bajunya satu persatu. Akupun memperhatikan, bodynya cukup menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang masih kecil. Itu menandakan dia belum pernah hamil. Yang luar biasa bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Regina tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Regina mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras dan menerjang bagian belakang Regina.
Merasa penisku menrjang badannya Regina berbalik posisi dan langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang luar biasa membuat aku makin menyelonjorkan tubuhku sehingga posisiku jadi telentang terendam air hangat.Regina menyelam dan mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dia secepat ini melakukan itu, Sehingga aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku.Dia tidak bisa berlama-lama karena sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Regina menduduki penisku dan penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya. Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak sulit, karena lubang memek Regina terasa kesat. Namun Regina tidak putus asa, dia mencoba terus sampai akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya.
Nikmat sekali rasanya, memek Regina terasa sempit sekali. Mungkin karena pengaruh berendam di dalam air, atau memang aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, karena pikiranku terfokus menikmati genjotan Regina. Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Muncul si kecil Chacha. Dia terkejut dan melakukan gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kami tidak bisa disembunyikan lagi, karena Regina yang bugil sedang berada diatas tubuhku dalam posisi bugil juga.
“ Chacha kebelet pipis nih, dari tadi ditungguin lama banget habisnya.” Kata Chacha.
Dia seperti juga Regina tadi langsung memelorotkan celana dan duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring. Sementara dia duduk di closet, Regina seperti tidak perduli dia terus menggenjotku sampai aitnya tertumpah dari bak. Chacha duduk terpaku melihat kami berhubungan Sex, meski kencingnya sudah selesai dari tadi. Situasi sudah tanggung, Chacha kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dia kuminta membuka bajunya. Tidak terlalu repot, Chacha mengikuti anjuranku. Dia melolosi satu persatu bajunya. Setelah baju luarnya yang terdiri dari celana jins dan kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink bergambar tokoh kartun dan miniset. Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang masih kecil sekali. Ukuran tetek Chacha seharusnya sudah memerlukan BH, karena minisetnya sudah kelihatan sempit. Setelah menggantungkan minisetnya dia meloloskan celana dalamnya. Aku tidak bisa langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terlihat memeknya yang masih gundul, ketika dia masuk ke dalam bak mandi. Chacha mengambil tempat di bagian kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.
Gerakan kami jadi tidak leluasa lagi sehingga aku menyarankan Regina keluar dari bak mandi dan meneruskan di luar. Regina kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Regina seperti tidak peduli dengan kehadiran Chacha. Dia mendesah-desah dan merintih sampai akhirnya menjerit dan kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Regina mendapatkan orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebetulnya sudah hampir, tetapi terinterupsi karena Regina menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya sehingga penisku mengacung kedepan tegap.
Regina berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum dan menghisap penisku. Namun karena konsetrasiku sudah buyar, aku jadi sulit menikmati, oralnya.
Setelah Bosan mengoralku yang tak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Regina berdiri dan dia lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.
Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ masih ada Chacha. Aku berhadap-hadapan dengan Chacha. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Chacha kuraih sehingga dia kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Regina dengan Chacha. Jika tetek Regina terasa lembut oleh lemak, tetek Chacha terasa mengkal dan lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat dan ketika kuraba halus dia sudah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya sampai akhirnya Chacha kelojotan mencapai orgasme.
Sementara itu Regina sudah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dia meninggalkan kami berdua. Aku mentas dari bak mandi. Chacha juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, sehingga penisku bebas tegak. Chacha kubimbing berada di atasku . Dia menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Chachai mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah karena sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di sekitar lubang memeknya sampai terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Setelah kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku bisa terus menerobos kedalam. Kesanku Chacha sudah jebol perawannya. Meski jepitannya lebih kuat dibanding memek Regina, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya. Aku terus mendekapnya sampai akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya dan begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kami berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Chacha soal keperawanannya. Dia mengaku memang sudah pernah berhubungan, dengan pacarnya yang sudah SMA. Karena itulah dia sempat ketahuan selagi asyik main dikamarnya. Akibatnya Chacha dipulangkan ke kampungnya. Sekarang inilah proses pemulangan Chacha ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Chacha tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Regina. Lalu Chacha berkata,
“ Mbak Reg, bebas menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Chacha dengan muka agak cemberut.
Aku tidak mau berkomentar, karena rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk dan juga Chacha berkemben handuk kami masuk menyelinap ke bawah selimut. Regina sudah mengorok tidur di sisi kiri, aku memilih posisi ditengah dan Chacha di sisi kananku. Tidak nyaman rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku dan kulempar ke kursi, Handuk Chacha juga kulepas, sehingga kami berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Regina yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas dan ku lempat juag ke kursi. Kami bertiga tidur bugil di bawah selimut.
Rasa lelah dan kecapaian ngentot membuat aku cepat tertidur. Aku terbangun karena rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, ternyata Chacha sedang menghisap penisku. Mungkin dia berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di celah korden sudah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja sudah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Chacha beroperasi sendiri, sementara Regina masih ngorok disebelahku. Chacha berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dia berhasil menelan semua batang penisku lalu dia melakukan gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur. Mungkin dia bosan pada posisi itu, dia bangkit berdiri dan membalikkan badannya sehingga memunggungiku. Chacha kembali jongkok dan kembali menggenjot. Dia mencoba merebahkan badannya ke depan sampai hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Chacha kesulitan melakukan gerakan pada posisi itu, karena lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna.
Kemudian Chacha berdiri lagi dan dia berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku. Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dia menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dia terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak sulit, karena berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya. Chacha kembali ke posisi mendudukiku, dia rupanya menemukan posisi nikmatnya sehingga gerakannya makin liar, dan tak lama kemudian berhenti menggenjot dan terasa memeknya berdenyut-denyut.
Aku jadi dalam posisi nanggung sehingga kusibak selimut dan langsung kuarahkan penisku memasuki memek Regina. Memeknya terasa berlendir. Berarti dia sudah bangun dari tadi dan sempat melihat permainan kami sehingga di terangsang. Bagitu penisku ambles, dia langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Regina merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir sehingga kurang mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak. Namun setelah sekian lama masih juga belum berhasil, sampai badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Regina. Dia mengerti dan kini Regina memegang kendali. Dia bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme
Regina sudah memekik sambil menjepit kontolku. Mendengar teriakan itu aku jadi tak mampu lagi menahan ejakulasiku dan kulepas saja di dalam memeknya.
Kemudian pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan resiko hamil dan sebagainya, yang penting rasanya nikmat. Regina langsung jatuh berbaring di sampingku. Aku tertidur telentang dan agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan husapan handuk hangat. Kulirik kebawah, ternyata Chacha yang melakukan. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang dilakukan Chacha tadi ketika aku bertempur dengan Regina. Setelah dibersihkan , Chacha kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dia terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan karena usaha Chacha tidak membawa hasil. Dia kemudian kuminta berbaring dan kakinya dikangkangkan. Aku melakukan oral buat memek kecil ini. Chacha tersenyum dan terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak perlu waktu terlalu lama akhirnya memek Chacha cenat-cenut.
Setelah dia mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan bagian itu G-spotnya karena ketika kusentuh pelan Chacha bereaksi. Aku serang terus sampai beberapa saat kemudian Chacha memekik. Dia mencapai orgasme tertingginya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak banyak, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar. Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi cukup keras untuk disodokkan ke memek Chacha. Aku langsung menindih Chacha dan terasa memeknya mencekat dan masih ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Chacha merintih-rintih, dan dia kembali mendapatkan orgasme berkualitasnya. Aku menengarai itu karena Chacha kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi kesempatan dia melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya.
“ Ahhhh… ssssss…ahhhh ampun om udah om, memekku perih om … sssssss….ahhh, “ jerit lirih chacha,
Tanpa menjawab aku terus menggenjot memek Chacha. Chacha mulai juga mendesis-desis pertanda dia menikmati persetubuhan ini. Maka dari itu aku tega menggenjot terus dan memang benar Chacha kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat karena makin ketat mencengkeram dan ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar sampai orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit sehingga aku merasa nikmat dan mengantarku mencapai puncaknya. Aku sudah seperti lupa daratan sehingga ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Chachapun menjerit, rupanya dia juga sampai kepada puncak tertingginya,
“ Idihhh… Seru banget deh ngentotnya ” kata Regina yang duduk bersila dengan tubuh telanjang menonton pertempuranku dengan keponakanya.
“ Bener-bener Gila kamu Cha kecil-kecil ngentotnya kuat juga,” kata Regina mengomentari adik sepupunya.
Aku istirahat sebentar. Chacha sempat tertidur dan mendengkur halus. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 09.00 pagi. Aku mencoba membangunkan Regina dan . setelah terbangun Kamipun mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kami bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Chacha terkagum-kagum oleh banyaknya ragam sarapan pagi yang tersedia. Mungkin dia belum pernah mengalami hal semacam ini. Sambil menyantap makanan, Chacha mengusulkan agar bisa menginap semalam lagi di hotel ini. Regina setuju. Kami memang akhirnya menambah satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar membawa belanjaan. Regina dan Chacha kuberi uang yang lumayan banyak untuk sekedar belanja membeli pakaian dan sepatu di mall di bawah hotel.
Hari berikutnya aku menyempatkan ke Cepu membereskan urusanku . Regina dan Chacha membatalkan pulang kampung. Dan Merekapun ikut denganku. Dari Cepu aku langsung memboyong mereka ke jakarta lagi Chachapun tidak jadi dipulangkan ke kampung, pada akhirnya dia ke Jakarta lagi untuk kost bersama Regina. Regina memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya sehingga dia hanya perlu jalan kaki saja disaat dia kerja. Aku membantu mereka membayar uang kosnya. Lumayankan Cuma bayarin uang Kos aku bisa menikmati 2 Memek yang aduhai mantap itu sesuka hatiku. Demikian kisah Cerita Sexku yang benar-benar menjadi rejeki nomplokku. Selesai.
Demikian kisah Cerita Sex Threesome Dari seorang Pria yang mendapatkan rejeki nomplok karena bisa menikmati Tubuh seorang SPG dan Tubuh Keponakan dari SPG itu.
SUMBER : WWW.GARASIGAMING.COM
Post a Comment